Salah satu mitos yang berkembang akibat fenomena alam yang menakjubkan adalah mitos gerhana. Gerhana adalah sebuah peristiwa alam yang membuktikan bahwa benda langit memiliki pola dan membentuk sebuah peristiwa yang membuat takjub manusia.
![]() |
Gambar : ChatGPT |
Secara singkat gerhana terjadi ketika tiga benda langit, yaitu matahari, bumi, dan bulan berada dalam satu posisi garis yang sama. Ketika bulan berada di antara matahari dan bumi, lalu cahaya yang harusnya diterima oleh bumi dari matahari terhalang oleh bulan, maka terjadilah gerhana matahari. Sedangkan, ketika bumi berada di antara matahari dan bulan, lalu cahaya yang seharusnya diterima bulan terhalangi oleh bumi, maka disebutlah gerhana bulan. Tidak hanya sains, surah-surah dalam al-Quran juga sudah menjelaskan keberadaan gerhana.
Menariknya, di Indonesia, bahkan di negara-negara Eropa, sempat mengaitkan fenomena gerhana dengan berbagai mitos dan legenda. Di Indonesia sendiri mitos, legenda, atau adat yang berhubungan dengan fenomena gerhana masih dipercayai hingga saat ini.Lalu, apakah mitos, legenda, dan adat tentang gerhana tersebut terbukti secara ilmiah?
Berikut beberapa mitos tentang gerhana yang telah terjawab oleh sains:
1. Gerhana Bulan Diakibatkan Karena Dimakan Batara Kala
Dalam adat masyarakat Jawa, dipercayai bahwa gerhana bulan terjadi akibat raksasa bernama Batara Kala yang jahat menelan bulan. Masyarakat Jawa dahulu memukul lesung padi untuk membuat keramaian agar Batara Kala memuntahkan bulan kembali. Mitos Batara Kala yang menelan bulan ini menjadi kepercayaan yang turun menurun dari masyarakat Jawa.Faktanya gerhana bulan terjadi akibat cahaya dari matahari yang seharusnya jatuh ke bulan, tetapi terhalang oleh bumi. Cahaya bulan didapatkan dengan memantulkan cahaya dari matahari dan ketika gerhana bulan cahaya tersebut terhalang oleh bumi. Jadi, pada gerhana bulan seakan-akan bulan menghilang sesaat karena memang tidak dapat memantulkan cahaya dari matahari.
2. Ibu Hamil Tidak Boleh Melihat Gerhana
Di beberapa daerah memiliki kepercayaan bahwa ketika ibu hamil tidak diperbolehkan untuk melihat gerhana. Ibu hamil di desa-desa Kabupaten Serang, Banten akan melakukan kegiatan seperti bersembunyi di bawah meja atau memakai sarung yang terbalik ketika terjadi gerhana. Hal tersebut dilakukan guna menghindari anak di dalam kandungan memiliki tanda lahir yang besar.Sayangnya informasi tersebut belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Dr. Devika dari Alodokter menjelaskan bahwa adanya tanda lahir pada bayi bukan diakibatkan karena gerhana, tetapi karena adanya pigmen tambahan pada kulit ataupun adanya pembuluh darah yang terkumpul dan tidak tumbuh normal.
Tanda lahir akibat pigmen tambahan akan membentuk tahi lalat besar, tanda kecokelatan, bintik mongolia atau tanda memar biru keabuan. Sedangkan, tanda lahir akibat pembuluh darah yang tidak normal berupa tanda bercak merah atau disebut juga tanda stroberi, salmon patch atau tanda bercak tipis merah muda, dan noda anggur berupa bercak merah mudah yang menjadi keunguan.
3. Melihat Gerhana Matahari Langsung Dapat Menyebabkan Kebutaan
Melihat gerhana matahari, terkhusus matahari total secara langsung tidak akan membuat kebutaan secara mendadak, tetapi menurut Live Science, cahaya gerhana matahari memang berbahaya dan dapat merusak mata. Jadi, lebih tepatnya adalah ketika melihat gerhana matahari secara langsung akan membuat mata manusia mengalami solar retinopathy. Sebuah kondisi ketika mata akan kehilangan fokus dan membuat kabur penglihatan karena cahaya terang matahari yang langsung mengenai mata.Namun, manusia sendiri memiliki refleks yang cepat untuk menghindar ketika merasa tidak nyaman karena terlalu lama menatap gerhana matahari.
4. Gerhana Dapat Meracuni Makanan
Mitos lainnya tentang gerhana adalah dapat meracuni makanan. Radiasi yang dibawa oleh gerhana matahari dipercaya dapat meracuni makanan. Fakta menurut dr. Kelly Korreck seorang Manajer Program Gerhana NASA dalam wawancaranya bersama Food&Wine menjelaskan bahwa cahaya matahari atau radiasi selama gerhana tidak memiliki perubahan sama sekali dengan hari-hari biasa.Menurutnya cahaya ketika gerhana hanya berbeda terkait pemfokusan dalam bayangan bulan, tetapi tidak merubah sifat dasarnya.
5. Dapat Mengganggu Kesehatan Ketika Terjadi Mendekati Hari Ulang Tahun
Beberapa orang meyakini bahwa ketika gerhana terjadi enam bulan atau mendekati hari ulang tahun maka akan menyebabkan gangguan kesehatan. Sayangnya, hal tersebut tidak dapat dibuktikan secara ilmiah dan dibantah oleh NASA. Menurut NASA, hal tersebut sebagai bias informasi atau mencoba menyesuaikan peristiwa dengan kondisi tertentu.Pada dasarnya gerhana adalah sebuah fenomena astronomi umum yang terjadi dua atau empat kali dalam setahun. Bahkan dalam beberapa situasi, gerhana dapat tidak terlihat atau terganggu visibilitasnya akibat cuaca buruk, orbit bumi, atau orbit bulan sendiri. Jika gerhana dapat mengganggu kesehatan seseorang, sayangnya gerhana sendiri dapat terganggu visibilitasnya akibat fenomena alam lainnya. Jadi, informasi ini adalah mitos.
Itulah beberapa mitos dari gerhana yang sempat dipercayai oleh masyarakat. Munculnya mitos-mitos di atas diakibatkan karena ketidaktahuan dan minimnya informasi tentang gerhana. Maka sudah sepatutnya informasi tentang gerhana kembali diluruskan karena pada dasarnya gerhana adalah sebuah fenomena astronomi umum yang sudah dapat dijelaskan secara ilmiah.
Editor : Tim Padepokan Albiruni
Comments0
Mari bangun diskusi bersama.