Sekitar abad ke-8 hingga ke-15 perkembangan ilmu pengetahuan sedang berada dalam momentum terbaiknya. Para ilmuwan berlomba-lomba untuk terus menemukan dan menciptakan hal baru, tidak terkecuali para ilmuwan Muslim. Sumbangsih ilmuwan Muslim terhadap ilmu pengetahuan pada sekitar abad ke-8 sangat dikenal hingga saat ini. Peninggalan-peninggalan ilmu pengetahuan tersebut bahkan menjadi cikal bakal dari perkembangan ilmu pengetahuan modern saat ini.
![]() |
Ilustrasi Mariam al-Ijliya. Gambar dari chatgpt.com |
Terkhusus pada bidang Astronomi, para ilmuwan Muslim telah memberikan dedikasinya dengan terus menyempurnakan dan memperbaiki perhitungan Astronomi ilmuwan-ilmuwan terdahulu, seperti Ptolemeus. Model matematika alam semesta milik Ptolemeus di tahun 150 M coba terus diperbaiki oleh para ilmuwan Muslim yang kemudian dapat dikembangkan menjadi penemuan yang lebih baik.
Salah satu Ilmuwan Muslim tersebut adalah Mariam al-Ijliya atau dikenal juga dengan Mariam al-Asturlabi. Seorang ilmuwan Muslimah yang sangat cakap dalam bidang Astronomi. Julukannya sebagai Mariam al-Asturlabi merujuk pada dirinya yang terus mengembangkan instrumen Astronomi klasik, yaitu Astrolab.Mariam al-Ijliya lahir di Aleppo, Suriah sekitar abad ke-10 dari ayah yang bernama al-Ijliyy. Al-Ijliyy sendiri bekerja sebagai seorang insinyur Astrolab di bawah Muhammad bin Abdillah Bastulus yang juga seorang pembuat Astrolab terkenal di Baghdad. Keluarga yang banyak berkecimpung dengan Astrolab, menginspirasi Mariam al-Ijliya untuk terus bergelut dengan dengan Astrolab.
Ketertarikan terhadap astrolab mengantarkan Mariam untuk terus menekuni bidang Astronomi. Sehingga dalam waktu beberapa tahun ke depan, Mariam dapat membuat Astrolab versi dirinya sendiri. Di sinilah eksistensi Mariam dalam bidang Astronomi mulai terlihat dan dikenal sebagai seorang ilmuwan perempuan Muslim satu-satunya yang cakap dalam bidang Astronomi.
Mariam al-Ijliya mampu membuat Astrolab dengan perhitungan matematis yang rumit dan akurasi tinggi. Dengan kecerdasan dan kemampuannya dalam membuat Astrolab dari ayahnya, Mariam menjadi sosok ilmuwan yang lengkap dalam bidang Astronomi. Tidak main-main, kelebihannya dalam membuat Astrolab versinya sendiri mengantarkan kepada sebuah kesuksesan. Di mana desain astrolabnya membuat decak kagum dari penguasa kota (Emir) Aleppo saat itu, yaitu Sayf Al-Dawla (994 M-967 M). Sayf Al-Dawla kemudian memperkerjakan Mariam di Istana Aleppo.
Mengintip Desain Astrolab Mariam al-Ijliya
Asteroid sabuk utama yang bernama “7060 Al-Ijliyye” yang ditemukan oleh Henry E. Holt pada tahun 1990 di Observatorium Palomar memiliki nama yang terinspirasi dari kontribusi Mariam dalam bidang Astronomi. Asteroid sabuk utama 7060 Al-Ijilyye, menjadi titik balik dedikasi Mariam sebelum menjadi ilmuwan perempuan Muslim pertama.Mariam al-Ijliya mengembangkan Astrolab versinya sendiri dengan mengembangkan astrolab yang ada. Perkembangan tersebut menjadi fokus dari Mariam al-Ijliya hingga menjadi sebuah inovasi dari astrolab itu sendiri. Mariam al-Ijlliya juga mengembangkan teknik navigasi dengan ketepatan waktu yang baik ketika bekerja sebagai peneliti di Istana Aleppo.
Pada beberapa karya akademisi juga membuktikan astrolab buatan Mariam al-Ijliya memiliki ketepatan posisi bintang dan benda langit dengan cukup baik secara matematis, walaupun diketahui Mariam al-Ijliya tidak memiliki latar belakang pendidikan formal matematika.
Dedikasinya yang sangat tinggi tersebut sayangnya tidak diikuti dengan catatan sejarah yang lengkap. Hanya sedikit catatan sejarah Mariam al-Ijliya yang tersedia, padahal kontribusi dan dedikasinya terhadap Astronomi telah menginspirasi ilmuwan di masa depan. Beberapa catatan sejarah dari Mariam adalah tulisan Nurul Aulia (2023) yang menyebutkan dalam Al-Fihr karya Ibnu al-Nadim mengatakan terungkap bahwa al-Ijiliya, yang tidak disebutkan nama depannya oleh Ibn al-Nadim merupakan putri pembuat instrumen.
Dalam Arab Times, Prof. Saleem Al-Husaini mengatakan Mariam sebagai wanita Muslim pertama yang memelopori transportasi dan komunikai di dunia modern. Minimnya catatan sejarah Mariam al-Ijliya menjadi tamparan keras bagi umat Muslim karena tidak menghargai kerja keras Mariam al-Ijliya dalam Astronomi. Hal ini juga dikhawatirkan adanya klaim sepihak di masa depan oleh bangsa lain terhadap para ilmuwan-ilmuwan Muslim di Masa Keemasan Islam.
Comments0
Mari bangun diskusi bersama.