TSrlGUd7TSM5GSCoGfriTpCoBA==

Qanun Al-Mas'udi Bag 1


Mempelajari karya ilmuan muslim adalah salah satu yang harus dibanggakan. Ini sebagai bentuk rasa syukur karena karya tersebut tidak hilang sebagaimana karya ilmuan muslim lainnya. Di samping itu, mempelajari karya mereka adalah bentuk meneruskan tongkat estafet keilmuan yang terbukti sudah berhasil dilakukan oleh negara eropa.

Qanun al-mas’udi merupakan karya yang diputuskan tim padepokan albiruni sebagai sumber yang akan digali di bulan Ramadhan ini. Dikemas dalam kegiatan literasi berjudul “Pasar Literasi Albiruni Ramadhan 1444 H”, kegiatan ini diharapkan menjadi penguat literasi untuk menemukan nilai-nilai pengembangan.

Sebagai batasan, pembahasan yang ada di dalamnya akan lebih mengarah pada sisi-sisi instrumen astronomi klasik. Semoga kita sebagai generasi pemuda bisa menemukan poin-poin penting untuk diangkat kembali.


PEMILIK KARYA

Nama lengkapnya adalah Abu Rayhan Muhammad B. Ahmad Al-Biruni (d.440 A.H. = 1048 A.D.). Ia merupkan pemilik karya berjudul asli “Al-Qanunu’l-Mas’udi (Canon Masudicus). Orang eropa lebih mengenalnya sebagai An Encyclopedia of Astronomical Sciences.

Buku ini diterbitkan oleh The Dairat’l Ma’arif-il-Osmania Hyderabad, India pada tahun 1954 A.D. = 1373 A.H. Artinya 906 tahun setelah wafatnya Albiruni. Buku ini dipersembahkan oleh para peneliti di bawah naungan kementerian pendidikan India.

LATAR BELAKANG PEMBUKUAN KARYA QANUN AL-MAS’UDI

Dilatarbelakangi oleh capaian luar biasa dari para cendekiawan timur pada bidang humaniora dan sains yang menjadi pondasi dasar dari berbagai cabang ilmu-ilmu modern. Seperti literatur, keagamaan, filsafat, sains dan lainnya. Seakan menjadikan bukti bahwa capaian pada awal peradaban Islam adalah luar biasa. Pihak komite eksekutif dan literasi Dairatul Ma’arif menganggap penting untuk mempublikasikan beberapa karya luar biasa para cendekiawan islam masa lampau.

Dairatul Ma’arif menjadi salah satu instansi yang intens menggali dan merawat berbagai karya-karya luar biasa para cendekiawan islam masa lampau. Ini dilakukan dengan keyakinan bahwa literasi-literasi tersebut adalah pondasi penting pengetahuan modern. Kita beruntung karena mereka mengenalkan kembali karya-karya ilmuan muslim abad pertengahan sebagai berikut:

1. Suwar al-Kawakib (Description of the 48 Constellations and revision of Ptolemy’s Almagest or Syntax) karya Abu al-Husayn Abdurrahman as-Sufi (d.986 A.D.).
2. Qanun Al-Mas’udi (Encyclopaedia of Astronomical Sciences and Chronology of Ancient Nations) karya Abu Rayhan Al-Biruni (d.1040 A.D).
3. Kitab al-Anwa (Meterology of The Arabs, and exposition of technical terms lexicographically) karya Ibn Qutayba (d.879 A.D).
4. Hawi fit-Tibb (Compendium of the Greek Medical Lore with Razi’s clinical Observations and threatment of diseases) karya Abu Bakr Muhammad b. Zakariyya ar-Razi (d.925 A.D).

Serta beberapa karya pada cabang ilmu lainnya, seperti sejarah dan budaya.

Dalam salah satu pendapat mengatakan bahwa ternyata Qanun Al-Mas’udi merupakan Magnum Opusnya Al-Biruni yang disusun pada tahun 1030. Karya ini merupakan salah satu yang paling monumental karena berhasil tersimpan hampir 900 tahunan.

Karya Al-Biruni ini telah diteliti oleh puluhan bahkan ratusan peneliti dari berbagai dunia.Profesor Sarton pernah menulis dlam bukunya ;

“ Traveller, philosopher, mathematician, astronomer, geographer, encyclopaedist. One of the very greatest scientist of Islam, and all considered, one of the greatest of all times. His critical spirit, toleration, love of truth, and the intellectual courage were almost without parallel in medieval times”.

Artinya “(Al-Biruni merupakan seorang traveler (pengembara), filsuf, ahli matematika, astronomi, geografi dan seorang ensiklopedi. Salah satu sosok ilmuan hebat yang dimiliki Islam bahkan ada yang menganggap ilmuan islam hebat sepanjang masa. Semangat kritisnya, tolransi, cinta kejujuran, dan dorongan intelektualnya hampir tidak sejalan dengan zaman saat itu (karena melampaui batas umum).

Albiruni lahir di Khawarazm pada tahun 362 Hijriyah. Pada umurnya yang ke-45, ia pergi ke Ghaznah, di bawah naungan Raja Ghaznah saat itu yakni Sultan Mahmud dan Mas’ud. Albiruni meninggal pada 2 Rajab tahun 440 Hijriyah di Ghaznah.


SEKILAS BUKU QANUN AL-MAS’UDI

Buku Albiruni ini merupakan ensiklopedia penting yang panjang. Didedikasikan untuk Sultan Mas’ud. Ini mengapa namanya ada kata Al-Mas’udi. Terdiri dari 11 bagian dan ditulis dari tahun 421 Hijriyah hingga 427 Hijriyah (kurang lebih 6 tahun).

Sebelas buku ini membahas berbagai hal, di antaranya definisi-definisi dasar, kalender berbagai tempat, matematika astronomi, konstelasi, kajian panjang malam dan siang berbagai tempat, pergerakan matahari, gerak bulan, gerhana matahari dan bulan, bintang-bintang tetap, pergerakan lima planet, dan lainnya.

ALBIRUNI DALAM PANDANGAN CENDEKIAWAN

Nallino (peneliti yang memiliki kajian spesial tentang Arab) mengatakan,

“ He is the most original, the deepest thinker that Islam has produced in the field of physical and mathematical research. The most important work of his life, .....”

Artinya “ Dia (Albiruni) adalah sosok yang paling original, pemikir tajam nan unggul yang berhasil diproduksi Islam dalam bidang fisika da matematika. Karya yang paling penting dalam hidupnya, ...”

Syed Hasan Barani menulis sebuah artikel berjudul “Al-Biruni and His Magnum Opus Al-Qanunu’l Mas’udi”. Di dalamnya ia menjelaskan banyak hal di antaranya ; tentang sanjungan berbagai cendekiawan muslim dan barat terhadap Albiruni atas kontribusi teori dan praktikal bidang astronomi. Sosok yang memiliki passion mengoreksi berbagai hal.

Beberapa poin penting yang bisa dipetik dari artikel tersebut adalah :

- Kehidupan Albiruni
- Capaian karya
- Teori Alam Semesta
- Pendapat tentang Astrolabe milik Abu Sa’id al-Sijzi
- Cosmogony
- Teori Geosentris Albiruni
- Kalender dan Kronologi (urutan waktu)
- Trigonometri
- Kemiringan bidang ekliptika
- Astronomi geografi
- Prediksi adanya benua Amerika
- Gambar dunia (peta)
- Pengukuran Bumi
- Tabel lintang dan bujur
- Menyebut kata India dalam kitabnya
- Kartografi
- Penentuan gerak apoge matahari
- Panjang tahun matahari (tahun solar)
- Bintang-bintang tetap
- Teori tentang bulan
- Jarak Matahari dari Bumi
- Planet
- Gerhana dan penampakan bulan baru
- Fajar dan terbenam
- Astrologi
- Dan lain-lain.

Baca juga : Padepokan Albiruni, Tempat untuk Mengkaji dan Mengembangkan Instrumen ...


Di bagian akhir Syed Hasan mengatakan bahwa Ia berterima kasih kepada Tuhan karena bisa menyelesaikan karya ini (menelaah Qanun Al-Mas’udi). Karya luar biasa yang dimiliki oleh salah satu ilmuan hebat yang dimiliki oleh sejarah.

Halaman buku Qanun Al-Mas'udi



Comments0

Mari bangun diskusi bersama.

Type above and press Enter to search.